Suka dan duka emang selalu ada,
itulah yang namanya kehidupan. Meskipun rencana sudah dirancang sedemikian
hingga, masih saja ada hal yang tidak terduga. Pengalaman jalan-jalan ke lombok
timur kemaren saja, padahal algoritma perjalanannya sudah disusun sedemikian,
eh ternyata ada aja yang diluar dugaan. Diawali dengan canda tawa di tengah
perjalanan, menusuri jalan yang kurang bershabat menuju pantai. Dibantu dengan
insting dan keahlian berpetualang, seperti yang ada di pribahasa “malu bertanya
sesat di jalan”. Kita pun bertanya-tanya kepada warga sekitar, yang awal
rencananya pergi ke tanjung ringgit, ekas dan pantai surga, malah dibuka
dengan pengalaman di pantai cemara, maklum ada yang gak bisa cium aroma pantai
sedikit saja, pasti mampir dulu, sekedar foto-foto lah buat kenangan, namun
foto-fotonya lebih dari setengah jam.
Setelah dari pantai cemara, kami pun meneruskan perjalanan. Saat itu kami melihat mobil yang menuju arah kami, insting jiwa petualang temanku yang bernama nunit pun timbul, bertanyalah dia kepada sopir mobil tersebut.
“Darimana pak?”, kata nunit
Setelah dari pantai cemara, kami pun meneruskan perjalanan. Saat itu kami melihat mobil yang menuju arah kami, insting jiwa petualang temanku yang bernama nunit pun timbul, bertanyalah dia kepada sopir mobil tersebut.
“Darimana pak?”, kata nunit
“Dari kaliantan dek”, jawab bapak
sopirnya
“Kalo mau ke tanjung ringgit,
kemana pak?”, tanya nunit lagi
“Oh, kalo mau ke tanjung ringgit,
putar balik dek”, kata bapaknya
Namun, setelah mendengar kalo
kita maju terus kita akan ke pantai kaliantan, kita meneruskan perjalanan, ke
tanjung ringgitnya kan bisa abis dari kaliantan. Sampainya di pantai kaliantan,
“wooow” bagus banget lah pemandangannya, gak nyesel mampir dulu kesini. Kalo dibandingin
sama pantai cemara tadi, lebih bagus pantai kaliantan sih menurutku. Setelah foto-foto
dengan gaya yang bermacam-macam, kami pun meneruskan perjalanan ke tanjung
ringgit. Maklumlah, karena kita emang bukan dari daerah sana, jadinya kita
bertanya lagi kemana arah ke tanjung ringgit. Ternyata, jauh juga jalannya,
sampe-sampe ada yang tidur, maklum lagi pada puasa. Padahal jalannya membuat isi
mobil goyang-goyang, ditambah dengan mataharinya yang musuhan sama awan,
lengkap dah tuh.
Hebat kan kita, bulan puasa pergi
berpetualang,...
Setelah lebih dari setengah jam,
kami pun melanjutkan perjalanan ke pantai tangsi, meskipun di luar logaritma
perjalanan yang dibuat. Orang-orangnya pada haus akan pantai sih, gak bisa cium
bau pantai, langsung mampir. Awalnya aku gak percaya kalo pasirnya itu beneran
pink. Dilihat dari jauh, boleh juga pemandangannya, tapi kok pasirnya gak
pink.. #hadeeeeh..
Sebenernya pasirnya pink kok,
tapi harus diliat dari deket. Karena aku liatnya dari jauh, jadinya gak
keliatan pink.
Mantep banget lah emang ini
pantai, pertama kali aku ke pantai yang seperti ini, pasirnya lembut, warnanya
beda dari yang lain. Kalo gak puasa udah nyemplung nih, soalnya kalo berenang
aku gak bisa.
Kalo pergi liburan ke lombok,
aku saranin mampir kesini deh.
Perjalanan kami gak sampe situ
lho, karena kami punya satu tujuan lagi, pantai surga. Sebelum kesana, kami gak
lupa buat solat dulu. Dari namanya sih sepertinya bagus, gak mungkin namanya
pantai surga kalo pantainya jelek kan. Setelah sampai di pantai surga, “waaah”, pantainya emang bagus, airnya
jernih, jadi kepengen mandi, tapi kan lagi puasa. Foto-foto aja dah, buat
kenangan.
Karena udah sore, kami pun
bersiap-siap untuk pulang, niatnya sih biar dapet buka puasa di rumah. Sayangnya
tidak sesuai harapan, karena mobilnya mogok di tengah jalan, ekspresi yang tadi
ceria pun berubah menjadi khawatir. Khawatir di marah sama kakanya, khawatir di
marah sama orang tuanya. Ada yang foto-foto, buat kenang-kenangan. Meskipun begitu
ujung-ujungnya ada yang ketawa-ketawa, ada yang mau nangis, ada yang berselisih.
Tapi untungnya, ada kakaknya rani yang baik
hati menjemput kita. Syukur deh. Perjalanan ini pun kita tutup dengan canda
tawa ngeliat ekspresi kepedesan temen-temen yang sedang makan nasi puyung.
Gladiers : bayu, rani, rere, aci, nunit, giri, aliem
Gladiers : bayu, rani, rere, aci, nunit, giri, aliem
Tidak ada komentar:
Posting Komentar